Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan populasi terbanyak ke-4 di dunia, dengan 238.452.952 jiwa menurut CIA World Factbook 2004. Sayang, dengan populasi yang tinggi, angka kematian penduduk di Indonesia juga tergolong tinggi. Lebih dari separuh (104,6 juta orang) dari total penduduk Indonesia (208,2 juta orang) adalah perempuan. Namun kualitas hidup perempuan jauh tertinggal dibandingkan laki-laki. Diperkirakan setiap satu jam, satu perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks atau kanker leher rahim Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun ada 15.000 kasus baru kanker leher rahim terjadi dengan angka kematian 7.500 kasus per tahun. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan Indonesia. Ini berarti kanker serviks merupakan penyakit yang menghantui dan dapat menggerogoti tingkat kualitas hidup setengah dari populasi Indonesia.
Kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks adalah bagian rahim yang berhubungan dengan vagina. Di seluruh dunia, kanker serviks adalah kanker kedua paling sering menyerang perempuan dan paling sering menyebabkan kematian pada perempuan. Bahkan penyakit yang menular melalui hubungan seksual ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan di seluruh dunia setiap tahunnya.
Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia –setelah Cina– yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Padahal kanker yang sering disebut kanker mulut rahim ini termasuk kanker yang mudah dideteksi secara dini dan bisa dicegah/diobati sebelum berkembang lebih lanjut. Hampir seluruh (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Infeksi human papilloma virus adalah sesuatu yang sangat mudah terjadi. Diperkirakan tiga per empat dari jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan, mengalaminya. Tidak beda dengan flu, kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh sendiri, sehingga penderita tidak pernah menyadarinya. Hanya sebagian kecil infeksi HPV yang menjadi infeksi menahun, kemudian berkembang menjadi kanker.
Namun sangat disayangkan tingkat kesadaran para perempuan untuk melakukan deteksi dini untuk mengetahui lesi (luka) pre kanker melalui pap smear sangat kurang. Banyak kendala pada perempuan untuk periksa, baik malu, merasa risih, tidak mau, tidak punya waktu, dan lain-lain.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik beberapa masalah yaitu:
1. Wanita Indonesia masih merasa tabu dengan pemeriksaan organ intim kewanitaannya.
2. Kurangnya pengetahuan tentang adanya virus Human Papilloma yang dapat menyebabkan kanker leher rahim membuat wanita Indonesia menganggap enteng masalah ini.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai penyakit yang dapat menular melalui hubungan sex.
SWOT analys Fight Againts Human Papilloma Virus
Strenght : Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya di Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia –setelah Cina– yang memiliki pengidap kanker leher rahim terbanyak. Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Tentunya masalah ini menjadi sorotan pemerintah dalam bidang kesehatan dan diperlukan peran serta masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri.
Weakness : Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dalam pendeteksian sejak dini virus Human Papilloma. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dibandingkan dengan Negara maju sehingga pengetahuan tentang virus ini sangat kurang sekali (jumlah anak putus sekolah SD setiap tahun rata-rata berjumlah 600.000 hingga 700.000 siswa. Sementara itu, jumlah mereka yang tidak menyelesaikan sekolahnya di SMP sekitar 150.000 sampai 200.000 orang.). Rendahnya tingkat ekonomi mayoritas masyarakat Indonesia menyebabkan biaya periksa menjadi pertimbangan utama dalam pendeteksian virus human papiloma. Virus Human papilloma merupakan virus yang sifatnya seperti flu (unnoticeable) kebanyakan infeksi HPV dapat sembuh sendiri, sehingga penderita tidak pernah menyadarinya, Sebagian infeksi HPV yang menjadi infeksi menahun, kemudian berkembang menjadi kanker.
Opportunity : Data menyebutkan bahwa sebagian besar wanita Indonesia terinfeksi pada umur 15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan hubungan seks yang pertama, maka seyogyanya kampanye ditujukan pada wanita yang berusia 19-30 tahun. Positioning emansipasi wanita yang mulai kuat di benak masyarakat Indonesia mendorong munculnya lembaga-lembaga pemberdayaan wanita yang sangat berpotensi diajak bekerjasama untuk melakukan kampanye.
Thread : Maraknya praktek prostitusi di Indonesia merupakan ancaman besar karena Virus ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral sex, dan hand sex. Permasalahan tentang organ intim kewanitaan masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Asessment
- Banyak pengidap virus Human Papilloma di Indonesia yang tidak sadar kondisinya yang telah tertular.
- Virus Human Papilloma menjangkit setelah 3 tahun melakukan hubungan sex, sehingga gejala penyakit baru dapat dirasakan ketika sudah memasuki stadium yang tinggi.
- Kurangnya kesadaran Penduduk Indonesia menjaga kebersihan dan kesehatan organ vital terutama alat kelamin.
- Jika virus ini terus berkembang di masyarakat, maka Indonesia akan menjadi Negara pertama pengidap Human Papilloma terbesar dan Tingkat kesehatan masyarakat Indonesia menurun yang berkelanjutan dengan berkurangnya tingkat kualitas sumber daya manusia.
Tujuan Perencaan Strategi
Adapun tujuan diadakannya perencaan strategi adalah sebagai berikut :
1. Mengedukasi Masyarakat Indonesia pada khususnya kaum perempuan terhadap virus Human Papilloma
2. Meningkatkan awareness (kesadaran) dan kewaspadaan terhadap keberadaan virus Human Papilloma dan penyebarannya
Manfaat Perencanaan Strategi
Adapun manfaat yang didapat dari perencaanan strategi ini adalah :
1. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap virus Human Papilloma, maka tingkat persebaran virus tersebut dapat ditekan.
2. Dengan meningkatnya pengetahuan, kesadaran, dan kewaspadaan masyarakat terhadap virus Human Papilloma, maka angka kematian wanita di Indonesia dapat berkurang setiap tahunnya.
3. Informasi edukasi yang didapat mampu menggeser asumsi masyarakat khususnya perempuan yang menganggap tabu untuk memeriksakan kesehatan alat kelaminnya.
4. Informasi edukasi yang didapat merupakan rujukan bagi masyarakat Indonesia khususnya perempuan agar tidak merasa tabu untuk lebih menggali informasi tentang organ sex serta tentang penyakit-penyakit lain yang dapat menular melalui hubungan sex.
Target Market
target audiens : wanita, usia 19-30 tahun.
Kawasan Urban. (Medan, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Ambon)
Usia target audiens dipilih karena virus human papilloma ini menyerang pada wanita yang telah berhubungan seksual selama 3 tahun. Dipilih pada kawasan urban karena tingginya tingkat pernikahan, seks bebas dan praktek prostitusi. Mengingat penyebaran Virus Human Papilloma ini tidak mengenal kaya-miskin, maka target audiens berasal dari segala kalangan ekonomi.
Action
- Pembuatan event support “Fight Againts Human Papilloma Virus” bekerja sama dengan produk-produk pembersih organ kewanitaan (contohnya: Resik V, Lactacyd) atau kondom (contohnya: Durex Antiseptik) dan lembaga-lembaga pemberdayaan wanita (contohnya: YKI - Yayasan Kanker Indonesia). Event berisi tentang penyuluhan tentang bahaya virus human papilloma, cara pencegahan dan pemdeteksian sejak dini. Dengan menggunakan pembicara yang berkompeten di bidangnya, dan mendatangkan ambassador dari kalangan public figure.
- Pengedukasian lewat media:
1. Above The Line :
· Iklan Majalah pada majalah-majalah wanita yang dikonsumsi oleh target audiens usia 19-30 tahun, contohnya : Go Girl, Cosmogirl, Girlfriend, Cosmopolitan, Kartina, Femina, Cita Cinta
· Iklan Tabloid pada tabloid-tabloid keluarga, contohnya: Nyata, Mom & Kiddie
· Iklan Advertorial.
· Iklan di Televisi, dengan bekerjasama dengan produk-produk pembalut dan kondom, serta lembaga-lembaga kewanitaan dan lembaga kanker Indonesia
2. Below The Line :
· Merchandising, contohnya: stiker, gantungan kunci, pembatas buku, mug, sabun pembersih bagian kewanitaan yang dibagikan gratis bersama produk lain cth: majalah, pembalut, kondom.
· Point of Purchasing pada Pasar Swalayan, ditempatkan berdekatan dengan gerai yang menjual produk-produk pembalut, pembersih kewanitaan, serta kondom
· Melakukan seruan status secara massal di facebook maupun twitter tentang fakta-fakta kematian wanita sebagian besar dikarenakan kanker serviks, dan penyebabnya adalah virus Human Papilloma, dan menghimbau agar memeriksakan diri ke dokter
· Pemberian pesan berupa tagline pada setiap produk kondom atau pembalut yang menyerukan agar audiens melakukan pemeriksaan dini terhadap kondisi organ kelaminnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar